PENATARAN LOKAKARYA NASIONAL PENGELOLAAN DAN PENYUNTINGAN JURNAL ILMIAH

Kami beritahukan bahwa Jurnal Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang (UM) akan menyelenggarakan Penataran-Lokakarya Nasional Pengelolaan dan Penyuntingan Jurnal Ilmiah, pada hari Selasa, 12 November 2013 s.d. Jum’at, 15 November 2013 di Hotel Kartika Wijaya, Jalan Panglima Sudirman No. 127, Batu, Jawa Timur (brosur terlampir).

Mengingat pentingnya kegiatan tersebut, terutama untuk menyongsong akreditasi jurnal tahap II tahun 2013, yang menggunakan Pedoman Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah Tahun 2011, kami mohon Saudara berkenan mempertimbangkan keikutsertaan staf Saudara dan/atau menyebarluaskan brosur terlampir kepada para pengelola jurnal di lembaga Saudara.

Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut, saudara dapat menghubungi sekretariat panitia melalui telepon (0341) 552-115 atau e-mail jurnalilmupendidikan@gmail.com.

Atas perhatian dan kerjasama yang baik, kami sampaikan terima kasih.

Ketua Pelaksana,

ttd

Drs. Margono, M.Pd., M.Si
NIP 196105181987011001

Lampiran: download disini

Perawat Daerah Terpencil Diusulkan Jadi PTT

POLEWALI — Perawat yang ada di daerah terpencil yang selama ini juga membantu pelayanan di bidang kesehatan diminta untuk dijadikan PTT seperti kebijakan pada bidan desa dan dokter PTT yang selama ini mengabdi di daerah terpencil.
Hal tersebut disampaikan Kadinkes Polman, drg. Nurwan Katta saat mengikuti pertemuan dengan tim TNP2K dan Ausaid yang
berlangsung di ruang Rapat Bupati Polman, Senin, 22 Juli. Disampaikan, bahwa selama ini yang menjadi PTT dan diberikan insentif adalah bidan dan dokter PTT. Sementara kondisi di lapangan bidan dan dokter PTT tidak dapat menjangkau semua wilayah terpencil sehingga membutuhkan bantuan perawat yang ada didaerah terpencil tersebut.
“Untuk itu diharapkan perawat yang ada di daerah terpencil juga bisa dijadikan PTT seperti bidan dan dokter,”kata Nurwan Katta.
Ia juga menyampaikan sejumlah permasalahan dijumpai pada bidang kesehatan antara lain pelayanan selama ini lebih cepat dilakukan oleh tenaga kontrak dibandingkan dengan PNS, apalagi yang berada di daerah terpencil pelayanan lebih cepat dilakukan bidan PTT dan dokter PTT. Itulah sebabnya sangat tepat bila PTT diberikan insentif. Permasalahan lain yang juga dijumpai adalah, selama ini jika ada bidan ataupun dokter yang terangkat jadi PNS dan ditempatkan didaerah terpencil, setelah setahun pasti minta pindah,bahkan ada yang tidak cukup setahun. Dengan demikian nantinya tidak ada PNS yang mengabdi pada daerah terpencil.
Sumber: http://www.polmankab.go.id/?p=1932

Lowongan Pegawai BPJS di PT ASKES

Sumber http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/07/26/3/171138/PT-Askes-Buka-Lowongan-Pegawai-BPJS
Metrotvnews.com, Jakarta: Terhitung pada Jumat (26/7) PT Askes membuka lowongan masuk bagi verfikator independen program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) untuk menjadi pegawai Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Pembukaan seleksi masuk bagi verifikator independen ini merupakan bagian dari kebijakan PT Askes untuk menambah tenaga SDM menjelang dirinya bertransformasi menjadi BPJS pada Januari 2014 nanti.

“Mulai hari ini (Jumat 26/7) kita sudah membuka lowongan bagi verifikator yang ingin menjadi pegawai BPJS,” sebut Direktur SDM dan Umum PT Askes, Taufik Hidayat, saat membuka pasar murah sembako, di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (26/7).

Sebagaimana diketahui, DPR RI dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendesak PT Askes untuk menampung verifikator Jamkesmas dalam BPJS. BPJS adalah lembaga yang mengelola program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Begitu program JKN berlaku pada Januari 2014 nanti, praktis program Jamkesmas ditutup. Imbas dari penutupan ini, nasib sekitar 1.500 verifikator independen Jamkesmas yang berstatus tenaga kontrak ini menjadi tidak jelas.

Pada kesempatan itu, Taufik menegaskan bahwa tidak semua verifikator independen otomatis bisa masuk menjadi pegawai BPJS. Kendati mendapat prioritas, bila tidak lolos seleksi, verifikator bersangkutan tetap tidak bisa menjadi karyawan BPJS.

Dia menambahkan, PT Askes telah memberikan sejumlah toleransi kemudahan seleksi bagi para verifikator. Berbagai kemudahan syarat masuk yang dilonggarkan adalah soal batasan umur, kemampuan berbahasa inggris dan kompetensi pendidikan.

Namun Taufik menambahkan, syarat-syarat khusus seperti lulus ujian tertulis sebagai verfikator asuransi kesehatan, sehat jasmani-rohani, lolos tes psikologis tetap diberlakukan. Oleh karena itu, Taufik kembali menekankan, pihak perseroan tidak bakal memberi kuota khusus bagi verifikator Jamkesmas kendati PT Askes butuh banyak tenaga saat menjadi BPJS.

Lebih jauh diutarakan Taufik, untuk mengoperasikan BPJS pada 2014 nanti, setidaknya PT Askes minimal memiliki 6.000 tenaga SDM. Saat ini pihak perseroan baru memiliki sekitar 4.000 pegawai. Untuk menambal kekurangan tenaga, setiap tahun perseroan bakal merekrut sekitar 1.500 pegawai.

Tenaga SDM yang dibutuhkan adalah untuk mengisi posisi verifikator, petugas koleksi iuran, tenaga marketing, tenaga advokasi, dan lain-lain.

Selain kekurangan tenaga SDM, Taufik juga mengakui PT Askes masih kekurangan kantor cabang yang dapat menaungi layanan BPJS di seluruh wilayah Indonesia. Agar dapat menjangkau seluruh wilayah, diperkirakan PT Askes harus menambah sekitar 40 kantor cabang. Saat ini perseroan sudah memiliki sekitar 99 kantor cabang. (Cornelius Eko Susanto)