RETENSI SDM KESEHATAN

Get Les Mckeown’s (2010) mendefinisikan retensi sebagai usaha sistematis oleh majikan untuk menciptakan dan mendorong lingkungan yang membuat pekerja tetap bertahan di tempat mereka sekarang. Issue retensi tidak hanya menjadi permasalahan di negara berkembang, tetapi juga menjadi issue besar di negara-negara maju. Mempertahankan staf terbaik untuk bertahan dalam suatu organisasi maupun daerah menjadi permasalahan yang pelik. Permasalahan ini menjadi semakin kompleks khususnya di Daerah Terpencil, Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK). Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan retensi serta ketersediaan tenaga kesehatan di DTPK dan daerah lain yang kekurangan tenaga kesehatan. Langkah tersebut diantaranya dengan memberikan insentif dan memperpendek masa bakti di daerah tersebut.
Retensi bisa berakar dari faktor personal ataupun lingkungan kerja itu sendiri. Intervensi dapat dimulai dari tingkat makro atau sistem kesehatan, seperti misalnya perencanaan dan kebijakan SDM kesehatan, wajib kerja, pendidikan dan latihan serta kesepakatan yang mengikat. Intervensi juga bisa dimulai pada tingkat mikro, seperti misalnya meningkatkan kepuasan kerja dengan memperbaiki kondisi kerja, memberikan insentif dan pengembangan karier.

REKRUTMEN DAN SELEKSI SDM KESEHATAN

Rekrutmen dan seleksi adalah bagian tak terpisahkan dari manajemen SDM Kesehatan. Melalui inilah, institusi mampu mendapatkan SDM terbaik dan kompeten bagi organisasinya. Oleh sebab itu, desain dari mekanisme rekrutmen harus mampu menarik kandidat terbaik untuk mengisi formasi yang tersedia.
The Chartered Institute of Personnel and Development (CIPD) tahun 2009 memiliki panduan dalam melakukan rekrutmen dan seleksi SDM. Panduan yang terdiri dari 6 tahap ini bertujuan untuk mendapatkan “the right person, in the right place, at the right time”. Proses ini krusial sekali mengingat ketidaktepatan dalam tahap ini akan berkontribusi terhadap mutu atau kinerja institusi juga tingginya pergantian staf.

PERENCANAAN SDM KESEHATAN

Perencanaan tidak terlepas dari aktivitas individu maupun organisasi. Pada organisasi yang berskala besar maupun kecil, perencanaan merupakan hasil dari perkembangan organisasi tersebut. Semakin besar suatu organisasi maka semakin kompleks pula tugas perencanaan yang harus dilakukan. Dalam perencanaan, kita dituntut untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat dengan menyediakan alternatif pilihan melalui suatu proses. Setidaknya kita sudah memiliki gambaran arah pengembangan atau target organisasi yang kita diami. Setelah itu kita tentukan option yang akan kita lakukan dengan menyediakan rasional dari masing-masing pilihan tersebut.
Perencanaan di bidang kesehatan menurut Green A (1999) terbagi menjadi dua yaitu: