Pendidikan Keperawatan bertujuan untuk menghasilkan perawat peofesional. Proses pendidikan ini dilaksanakan melalui dua tahap, yaitu tahap akademik dan professional untuk dapat menyiapkan lulusan yang mampu memberikan pelayanan keperawatan berdasarkan ilmu dan tekhnologi keperawatan. Menggunakan metodologi keperawatan dan berlandaskan etika keperawatan. Kemampuan ini hanya dapat ditumbuhkan melalui proses pembelajaran yang komprehensif. Selain mendapatkan teori di dalam kelas, mahasiwa juga mendapatkan pengalaman belajar di laboratorium dan di lahan praktek dalam suatu lingkungan yang menopang pertumbuhan dan pembinaan kemampuan professional.
Pengalaman belajar laboratorium harus dilaksanakan sebelum mahasiswa praktek di suatu lahan klinik, karena pembelajaran laboratorium akan memberi kesempatan pada mahasiswa untuk terampil dalam menerapkan teori yang sudah didapatkan di kelas. Pembelajaran laboratorium tidak hanya dilakukan di laboratorium keperawatan, tetapi juga di tatanan klinik atau yang dikenal dengan pembelajaran laboratorium klinik Pada tahap ini sikap dan keterampilan professional ditumbuhkan dan dibina melalui pengalaman dalam pengambilan keputusan klinik yang dicontohkan oleh pembimbing klinik. Hal tersebut merupakan penerapan secara terintegrasi kemampuan penalaran scientifik dan penalaran etik (Husin, 1992). Menurut Schweek & Gebbie (1996), praktek klinik merupakan “The Heart of The Total Curriculum Plan”. Sehingga unsur utama dalam pendidikan keperawatan adalah bagaimana proses pembelajaran dikelola dilahan praktek.
Saat ini mahasiswa keperawatan mengalami kesukaran dalam menumbuhkan kemampuan professional di lahan praktek antara lain karena masih kurangnya model peran pembimbing dalam pelaksanaan laboratorium klinik keperawatan. Agar pendidikan keperawatan dapat menghasilkan lulusan yang berkompeten diperlukan pemahaman pembimbing yang terlibat dalam proses pembelajaran mahasiswa tentang hakekat pendidikan keperawatan sebagai pendidikan keprofesian, pentingnya praktek laboratorium klinik dalam pembelajaran mahasiswa serta model bimbingan dan metode evaluasi yang digunakan dalam praktek labooratorium keperawatan.
Untuk dapat menciptakan lingkungan belajar yang suportif diperlukan pembimbing laboratorium klinik yang mempunyai pengetahuan, kemampuan klinik serta terampil sebagai pengajar dan mempunyai komitmen sebagai pembimbing laboratorium klinik,. Hal ini sangat essensial karena “Role Model” yang diciptakan oleh pengajar laboratorium klinik akan dengan mudah dipelajari oleh mahasiswa