14 Mei 2014 18:59:15| Pendidikan/Pesantren | Penulis : Edy M Yakub
Surabaya (Antara Jatim) – Indeks sitasi atau indeks rujukan publikasi ilmiah dari Universitas Airlangga Surabaya oleh ilmuwan internasional menduduki peringkat tertinggi atau nomer satu di tingkat Asia.
"Hasil penelitian Unair banyak dijadikan rujukan ilmuwan internasional sehingga memperoleh indeks sitasi 100, mengungguli Tokyo Medical and Dental University (99,9) dan National University of Singapore (99,8)," kata Ketua Badan Perencanaan dan Pengembangan (BPP) Unair Dra Tjitjik Srie Tjahjandarie MS di Surabaya, Rabu.
Dengan indeks sitasi yang tinggi, Unair menjadi peringkat 127 dalam "Top 200 Asian Universities" versi Quacquarelli Symonds World University Rankings (QSWUR).
"Peringkat Unair tahun ini meningkat dibandingkan tahun 2013 yang menduduki peringkat 145. Tahun 2014, posisi Unair di tingkat nasional berada pada peringkat ke-3 Top 200 Asian Universities, yaitu UI (71), ITB (125), dan UGM (195)," katanya.
Apalagi, dengan anggaran sebesar Rp800 miliar, Unair mampu mengungguli NUS yang anggarannya 25 kali lebih tinggi dibandingkan dengan Unair, sedangkan anggaran UI dan UGM hampir Rp2 triliun.
"Dengan demikian, Unair menunjukkan bahwa otonominya sebagai PTN BH dilaksanakan dengan bijak," katanya.
Selain indeks sitasi, pertimbangan lembaga perangkingan universitas dunia itu adalah reputasi akademik, alumni, mahasiswa fakultas, paper per-fakultas, sitasi per-paper, dan kerja sama internasional.
Kerja sama internasional yang dimaksud meliputi kedatangan dosen/mahasiswa asing ke Unair, jumlah mahasiswa asing yang kuliah di Unair serta pertukaran mahasiswa.
"Indeks-indeks tersebut dinilai langsung oleh lembaga perangking yang melakukan survei ke pihak eksternal," kata anggota Dewan Pendidikan Tinggi Kemdikbud itu.
Menurut dia, pencapaian Unair itu patut disyukuri, mengingat jumlah publikasi masih rendah, namun Unair berhasil mendapatkan indeks sitasi tertinggi di Asia.
"Itu menunjukkan bahwa penelitian unair diperhitungkan internasional. Hasil itu tidak lepas dari komitmen semua ‘stakeholder’ (pemangku kepentingan) untuk mencapai ‘road map’," katanya.
Ia menambahkan tujuan untuk tahun depan adalah mencapai "research excellence", sehingga semua didorong menuju ke sana. "Jadi, anggaran untuk penelitian dan publikasi ilmiah menjadi prioritas," katanya.
Apalagi, lembaga penelitian Unair juga telah diakui internasional, salah satunya adalah Institute of Tropical Disease (ITD) Unair yang menjadi pusat studi pengendalian penyakit tropik dunia.
Unair juga telah dipercaya Australia, Jepang dan Korea untuk melakukan penelitian bersama dalam pengendalian penyakit tropik dengan pendekatan "bioekososiokultural".
"Pada bidang sosial, Unair juga mempersiapkan diri untuk menjadi pusat riset budaya Jawa Timur," katanya. (*)
Editor : Didik Kusbiantoro
__._,_.___