Pendahuluan
Salah satu aspek penting dalam pendidikan saat ini yang perlu mendapat perhatian adalah mengenai konsep pendidikan untuk orang dewasa. Tidak selamanya kita berbicara dan mengulas seputar peserta didik yang berusia muda (andragogi). Kenyataan di lapangan, bahwa tidak sedikit orang dewasa yang harus mendapat pendidikan baik pendidikan informal maupun nonformal, misalnya pendidikan dalam bentuk keterampilan, kursus-kursus, penataran dan sebagainya. Dalam pendidikan keperawatan sendiri, kita memiliki dua jalur yaitu program A dari SMA dan B atau khusus dari Diploma 3. Kelas upgrade atau program B mayoritas didominasi peserta didik dengan kategori usia dewasa. Masalah yang sering muncul adalah bagaimana kiat dan strategi membelajarkan orang dewasa yang tentunya memiliki keunikan tersendiri. Dalam hal ini, orang dewasa sebagai peserta didik dalam kegiatan belajar tidak dapat diperlakukan seperti peserta didik biasa yang sedang duduk di bangku sekolah tradisional. Oleh sebab itu harus dipahami bahwa orang dewasa yang tumbuh sebagai pribadi
dan memiliki kematangan konsep diri bergerak dari ketergantungan seperti yang terjadi pada masa anak-anak menuju ke arah kemandirian atau pengarahan diri sendiri.
Kematangan psikologi orang dewasa sebagai pribadi yang mampu mengarahkan diri sendiri ini mendorong timbulnya kebutuhan psikologi yang sangat dalam yaitu keinginan dipandang dan diperlakukan orang lain sebagai pribadi yang mandiri, bukan diarahkan, dipaksa dan dimanipulasi oleh orang lain. Dengan begitu apabila orang dewasa menghadapi situasi yang tidak memungkinkan dirinya menjadi dirinya sendiri maka dia akan merasa dirinya tertekan dan merasa tidak senang. Karena orang dewasa bukan anak kecil, maka pendidikan bagi orang dewasa tidak dapat disamakan dengan pendidikan anak sekolah. Perlu dipahami apa pendorong bagi orang dewasa belajar, apa hambatan yang dialaminya, apa yang diharapkannya, bagaimana ia dapat belajar dengan baik dan sebagainya (Schon DA, 1997).
Pemahaman terhadap perkembangan kondisi psikologi orang dewasa tentu saja mempunyai arti penting bagi para pendidik atau fasilitator dalam menghadapi orang dewasa sebagai siswa. Berkembangnya pemahaman kondisi psikologi orang dewasa semacam itu tumbuh dalam teori yang dikenal dengan nama andragogi. Andragogi merupakan ilmu yang memiliki dimensi yang luas dan mendalam akan teori belajar dan cara mengajar.
Secara singkat teori ini memberikan dukungan dasar yang esensial bagi kegiatan pembelajaran orang dewasa. Oleh sebab itu, pendidikan atau usaha pembelajaran orang dewasa memerlukan pendekatan khusus dan harus memiliki pegangan yang kuat akan konsep teori yang didasarkan pada asumsi atau pemahaman orang dewasa sebagai peserta didik. Kegiatan pendidikan baik melalui jalur sekolah ataupun luar sekolah memiliki wilayah dan kegiatan yang beragam. Oleh sebab itu, kegiatan pendidikan memerlukan pendekatan tersendiri. Dengan menggunakan teori andragogi kegiatan atau usaha pembelajaran orang dewasa dalam kerangka pembangunan atau realisasi pencapaian cita-cita pendidikan seumur hidup dapat diperoleh dengan dukungan konsep teoritik atau penggunaan teknologi yang dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu masalah dalam pengertian andragogi adalah adanya pandangan yang mengemukakan bahwa tujuan pendidikan itu bersifat transfer pengetahuan. Tetapi di lain pihak perubahan yang terjadi seperti inovasi dalam teknologi, mobilisasi penduduk, perubahan sistem ekonomi, dan sejenisnya begitu cepat terjadi. Dalam kondisi seperti ini, maka pengetahuan yang diperoleh seseorang ketika ia berumur 21 tahun akan menjadi usang ketika ia berumur 40 tahun. Apabila demikian halnya, maka pendidikan
sebagai suatu proses transmisi pengetahuan sudah tidak sesuai dengan kebutuhan modern (Candy PC, 1991).
[gview file=”http://komunitassehat.com/wp-content/uploads/2017/10/Pendidikan_Dalam_Keperawatan.pdf”]