Research centre REACH

Rekrutmen dan pendistribusian tenaga kesehatan di daerah terpencil di indonesia (Health worker recruitment and deployment in remote areas of Indonesia)

Sitasi: Efendi, F. (2012). Health worker recruitment and deployment in remote areas of Indonesia. Efendi, F.(2012). Health worker recruitment and deployment in remote areas of Indonesia. Rural Remote Health12, 2008.

Konteks: Pemberian layanan kesehatan di daerah terpencil dan sangat terpencil telah lama menjadi perhatian utama di Indonesia. Dalam rangka meningkatkan akses pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi penduduk di wilayah tersebut, berbagai kebijakan tentang rekrutmen dan penempatan tenaga kesehatan telah dilaksanakan, di antaranya adalah wajib pelayanan, tenaga kontrak dan Penugasan Khusus tenaga kesehatan strategis. Masalah: Kondisi geografi Indonesia yang sulit menghadirkan tantangan besar dalam penyediaan layanan kesehatan dan sebagian besar petugas kesehatan lebih memilih untuk melayani di daerah perkotaan, yang mengakibatkan distribusi tenaga kesehatan yang tidak merata dan kekurangan di daerah terpencil. Upaya besar telah dilakukan untuk memobilisasi sumber daya manusia kesehatan secara lebih adil, termasuk skema penempatan tenaga kesehatan strategis dan staf kontrak, yang dikombinasikan dengan skema insentif. Meskipun hal ini sebagian telah mengatasi kekurangan tenaga kesehatan yang parah di daerah terpencil, kebijakan pemerintah saat ini ditinjau untuk mengklarifikasi situasi saat ini di Indonesia. Hal yang dipelajari: Program Staf Kontrak dan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Strategis menunjukkan telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan ketersediaan tenaga kesehatan di daerah terpencil di Indonesia. Karena kedua program ini menggunakan insentif keuangan sebagai intervensi utama, intervensi non-keuangan lainnya juga harus diujicobakan. Misalnya, insentif seperti janji pengangkatan pegawai negeri atau penyediaan pendidikan profesional berkelanjutan, serta perekrutan tenaga kesehatan di pedesaan dapat meningkatkan kemauan staf kesehatan untuk melayani di daerah terpencil dan sangat terpencil di Indonesia.

JUMLAH TENAGA KESEHATAN

Mengapa jumlah menentukan? Banyaknya tenaga kesehatan secara tidak langsung berpengaruh terhadap derajat pembangunan suatu bangsa. Logikanya semakin banyak tenaga kesehatan yang tersedia dalam suatu wilayah, maka otomatis akan berpengaruh terhadap akses, biaya dan kualitas layanan kesehatan. Ketiga dimensi tersebut awal mulanya digunakan untuk mengkaji kinerja sistem kesehatan ataupun pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat. Kembali ke dimensi jumlah, jumlah personel kesehatan akan memberikan dampak yang besar bagi akses pengguna layanan kesehatan. Dengan banyaknya tenaga kesehatan maka terdapat banyak pilihan yang tersedia sehingga konsumen bisa memilih jenis layanan kesehatan yang diperlukan. Aksesibilitas pengguna juga akan membaik baik dari segi jarak maupun waktu tempuh. Demikian pula utilitas layanan kesehatan diharapkan juga meningkat dengan tersedianya berbagai pilihan tersebut. Dimensi yang kedua adalah kualitas, dengan banyaknya provider atau tenaga kesehatan di masyarakat, tentunya para provider tersebut berusaha menarik calon konsumen dengan berbagai cara utamanya adalah memberikan layanan yang terbaik. Layanan tersebut setidaknya dilandasi oleh jaminan kualitas yang standard atau di atasnya, sehingga dalam hal ini user akan lebih diuntungkan. Dimensi selanjutnya adalah biaya, banyaknya tenaga kesehatan yang berpraktik akan menciptakan kompetisi pasar yang tinggi. Kompetisi inilah yang mendorong strategi pemasaran dalam pasar kesehatan mereka, besar kemungkinan bahwa mereka akan memberikan biaya yang tidak terlalu mahal. Variasi harga dalam suatu pasar akan dicermati oleh konsumen dan tentunya konsumen akan memilih harga yang terjangkau.

REKRUTMEN DAN SELEKSI SDM KESEHATAN

Rekrutmen dan seleksi adalah bagian tak terpisahkan dari manajemen SDM Kesehatan. Melalui inilah, institusi mampu mendapatkan SDM terbaik dan kompeten bagi organisasinya. Oleh sebab itu, desain dari mekanisme rekrutmen harus mampu menarik kandidat terbaik untuk mengisi formasi yang tersedia.
The Chartered Institute of Personnel and Development (CIPD) tahun 2009 memiliki panduan dalam melakukan rekrutmen dan seleksi SDM. Panduan yang terdiri dari 6 tahap ini bertujuan untuk mendapatkan “the right person, in the right place, at the right time”. Proses ini krusial sekali mengingat ketidaktepatan dalam tahap ini akan berkontribusi terhadap mutu atau kinerja institusi juga tingginya pergantian staf.

× How can I help you?