Sitasi: Kusnanto, K., Sari, N. P. W. P., Harmayetty, H., Efendi, F., & Gunawan, J. (2018). Self-care model application to improve self-care agency, self-care activities, and quality of life in patients with systemic lupus erythematosus. Journal of Taibah University medical sciences, 13(5), 472-478.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penerapan model perawatan diri terhadap peningkatan agen perawatan diri (SCA), operasi perawatan diri, dan kualitas hidup (QoL) pada pasien lupus eritematosus sistemik (SLE). Metode: Penelitian ini menggunakan desain pra eksperimental dengan satu kelompok pretest-posttest. Tiga puluh enam responden dipilih melalui total sampling. Kelompok eksperimental diberikan pelatihan manajemen perawatan diri, diikuti oleh empat kunjungan rumah mingguan. Badan perawatan diri diukur dengan skala badan perawatan diri, variabel lain melalui penilaian kemampuan diri pada skala praktik kesehatan dan inventarisasi kualitas lupus. Data dianalisis menggunakan uji-t berpasangan dengan ? <0,05. Hasil: SLE umum terjadi pada wanita menikah usia subur yang bekerja aktif, sebagian besar telah menderita SLE selama 1-2 tahun (33,3%), dengan arthritis menjadi gejala yang paling umum (dilaporkan oleh 61,1%). Faktor utama pemicu flare adalah stres fisik (66,7%) yang mengakibatkan kelelahan. Secara rata-rata, model perawatan diri mampu meningkatkan SCA sebesar 19.93%, operasi perawatan diri sebesar 17.53%, dan QoL sebesar 12.19%. Itu secara signifikan efektif dalam meningkatkan SCA, operasi perawatan diri, dan kualitas hidup pada pasien dengan SLE (p <0,001). Kesimpulan: Penerapan model perawatan diri Orem efektif dalam meningkatkan SCA, perawatan diri, dan kualitas hidup, dan penelitian ini memberikan bukti manfaat penggunaannya dalam asuhan keperawatan pasien dengan SLE dalam pengaturan komunitas. Penyedia layanan kesehatan harus memasukkan model perawatan diri Orem dalam asuhan keperawatan untuk meningkatkan SCA, perawatan diri, dan kualitas hidup pada pasien dengan SLE.