Sitasi: Sanjaya, A., Narendra, M. B., Suryawan, A., Irmawati, M., & Efendi, F. (2018). Early marriage and its relationship with child development. Indian Journal of Public Health Research & Development, 9(9), 193-198.
Latar Belakang: Pernikahan dini masih menjadi masalah di dunia, terutama di negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah pernikahan dini di Indonesia terjadi baik di perkotaan maupun pedesaan dengan status ekonomi penduduk yang beragam. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pernikahan dini dan perkembangan anak. Metode: Penelitian ini menggunakan desain pendekatan cross-sectional. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pernikahan dini, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah tumbuh kembang anak. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita yang berada di wilayah Kabupaten Situbondo. Jumlah sampel 67 responden yang menikah pada usia 18 tahun ke bawah. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan pengukuran tinggi, berat badan, dan status gizi dan kemajuan dinilai melalui wawancara dan Denver Development Screening Test (DDST) II. Data dianalisis dengan uji korelasi Pearson dengan p <0,05. Hasil: Pernikahan dini tidak memiliki hubungan dengan pertumbuhan anak tetapi memiliki hubungan dengan perkembangan anak. Dalam penelitian ini ditemukan hubungan yang signifikan antara perkawinan dini ibu dan perkembangan anak (p <0,001). Risiko seorang anak mengalami gangguan perkembangan saat ibunya menikah dini ditemukan 62 kali lipat dibandingkan dengan ibu yang menikah pada usia dini. Kesimpulan: Pernikahan dini tidak menyebabkan gangguan tumbuh kembang anak, namun pernikahan dini berpotensi menyebabkan keterlambatan tumbuh kembang anak. Persalinan dini tidak menyebabkan gangguan tumbuh kembang anak. Wanita yang mengalami persalinan dini dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan umum pada anak.