Research centre REACH

Persepsi perawat terhadap penerapan patient safety di ruang rawat inap rumah sakit pendidikan (Nurses’ perception of the implementation of patient safety in the inpatient ward of a teaching hospital)

Sitasi: Setiawan, S., Suza, D. E., Arruum, D., & Efendi, F. (2009). Nurses’ Perception of The Implementation of Patient Safety in the Inpatient Ward of a Teaching Hospital.

Keselamatan pasien adalah sistem yang kompleks untuk mencegah cedera yang disebabkan oleh kesalahan dan memungkinkan perawat mempertimbangkan untuk mengambil tindakan atau tidak untuk menangani masalah keselamatan pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi perawat tentang penerapan patient safety di ruang rawat inap rumah sakit pendidikan. Sebuah studi kualitatif digunakan. Sampel terdiri dari 20 perawat yang dilibatkan dalam FGD selama 70 menit. Analisis data menggunakan analisis isi yang dipandu oleh Collaizi. Penelitian ini menemukan 5 tema yang meliputi kejadian yang hampir membahayakan pasien selama shift, hambatan terkait pelaporan kejadian, informasi tentang kejadian yang harus dilaporkan, perhatian utama mengenai keselamatan pasien dan kebiasaan yang dilakukan untuk mengurangi risiko melakukan kesalahan. Penerapan patient safety masih perlu ditingkatkan karena masih minimnya persepsi perawat. Keselamatan pasien menempati posisi penting dalam pelayanan kesehatan yang diberikan dan berperan penting dalam persepsi perawat.

Analisis konsep retensi perawat (Concept analysis of nurse retention)

Sitasi: Efendi, F., Kurniati, A., Bushy, A., & Gunawan, J. (2019). Concept analysis of nurse retention. Nursing & health sciences21(4), 422-427.

Retensi perawat secara luas diakui sebagai masalah tenaga kerja internasional yang krusial, namun konsepnya tetap ambigu. Penelitian ini berfokus pada analisis konsep dalam upaya memperjelas atribut retensi perawat, termasuk anteseden dan konsekuensinya. Pendekatan Walker dan Avant diterapkan untuk menganalisis konsep retensi perawat. Empat atribut utama retensi perawat diidentifikasi dalam analisis, khususnya motivasi, niat, dan keputusan individu; strategi dan intervensi; konteks geografis; dan keterikatan pada pekerjaan. Anteseden retensi perawat termasuk sistem perawatan kesehatan di tingkat makro, fasilitas perawatan kesehatan, tenaga kesehatan, dan kondisi kehidupan. Retensi memiliki konsekuensi bagi perawat individu, organisasi perawatan kesehatan, dan sistem kesehatan secara keseluruhan. Analisis konsep kami memberikan klarifikasi untuk lebih memahami retensi perawat bersama dengan implikasinya bagi angkatan kerja perawatan kesehatan. Analisis lebih lanjut menekankan pentingnya retensi sebagai masalah prioritas yang komprehensif untuk sumber daya manusia saat merekrut dan mempertahankan tenaga kerja perawat secara internasional.

Persepsi perawat Indonesia tentang kesiapsiagaan penanggulangan bencana (Indonesian nurses’ perception of disaster management preparedness)

Sitasi: Martono, M., Satino, S., Nursalam, N., Efendi, F., & Bushy, A. (2019). Indonesian nurses’ perception of disaster management preparedness. Chinese journal of traumatology22(1), 41-46.

Tujuan: Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, penelitian ini bertujuan untuk menilai persepsi perawat Indonesia terhadap pengetahuan, keterampilan, dan kesiapsiagaan mereka tentang penanggulangan bencana. Metode: Penelitian ini merupakan komparasi deskriptif dalam desain. Sampel penelitian adalah perawat Indonesia yang bekerja di pelayanan medis dan institusi pendidikan. Variabel kesiapsiagaan perawat dalam menghadapi korban bencana diukur menggunakan Alat Evaluasi Kesiapsiagaan Bencana (DPET) yang didistribusikan secara elektronik kepada seluruh perawat di Indonesia. Analisis data menggunakan analisis deskriptif statistik one-way Analysis of Variance (ANOVA) dan uji-t dengan taraf signifikansi 95%. Hasil: Secara keseluruhan, 1341 perawat Indonesia menyelesaikan survei ini. Skor rata-rata kesiapsiagaan menghadapi bencana, kemampuan pulih dari bencana, dan evaluasi korban bencana masing-masing adalah 3,13, 2,53, dan 2,46. Secara umum, perawat yang disurvei dalam penelitian ini kurang siap menghadapi bencana, dan kurang memahami perannya baik pada tahap kesiapsiagaan bencana, maupun saat menghadapi situasi pascabencana. Kesimpulan: Kesiapsiagaan dan pemahaman perawat tentang perannya dalam menghadapi bencana masih rendah di Indonesia. Oleh karena itu, kapasitas mereka dalam kesiapsiagaan, tanggap, pemulihan, dan evaluasi bencana perlu ditingkatkan melalui pendidikan berkelanjutan. Upaya yang dibutuhkan signifikan karena potensi bencana di Indonesia dan sumber daya perawat yang memadai.

× How can I help you?