Research centre REACH

Review Sistematis Peningkatan Retensi Tenaga Kesehatan di Daerah Tertinggal

Ferry Efendi1, Anna Kurniati2
1Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
fefendi@komunitassehat.com
2Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan, Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan-Kementerian Kesehatan
annakurniati@gmail.com

Indonesia merupakan salah satu dari 57 negara yang mengalami krisis Sumber Daya Manusia Kesehatan di dunia. Krisis tenaga kesehatan semakin dirasakan di daerah tertinggal yang mengakibatkan terhambatnya pembangunan Indonesia secara keseluruhan. Kondisi ini diperparah pula oleh rendahnya retensi tenaga kesehatan untuk mengabdi di daerah tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis best practices dalam meningkatkan retensi tenaga kesehatan di daerah tertinggal. Sistematis review dilakukan dari database artikel di google scholar, pubmed, ebsco, proquest dan science direct dengan kata kunci “retensi tenaga kesehatan” dan “daerah tertinggal”. Pencarian dilakukan dengan rentang publikasi adalah 10 tahun lalu. Kriteria artikel adalah artikel yang direview oleh mitra bestari, dokumen pemerintah dan lokasi penelitian di negara berkembang. Didapatkan 33 referensi dari sekitar 2000 referensi yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Berdasarkan analisis yang dilakukan, kebijakan rekrutmen tenaga kesehatan yang berasal dari daerah tertinggal sangat disarankan. Selain itu kontrak kerja melalui mekanisme beasiswa pendidikan juga menunjukkan retensi yang baik. Wajib kerja dengan dukungan infrastruktur yang memadai juga perlu dipertimbangkan sebagai salah satu upaya meningkatkan akses terhadap tenaga kesehatan di daerah tertinggal. Pemberian insentif baik finansial maupun non finansial pada tenaga kesehatan di daerah tertinggal berkontribusi terhadap kebetahan mereka. Rekomendasi ini dapat digunakan oleh pemerintah pusat dan daerah untuk mempercepat pembangunan kesehatan di daerah tertinggal melalui kebijakan peningkatan retensi tenaga kesehatan.

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

By: Anna Kurniati, Ferry Efendi
DEFINISI
Manajemen SDM Kesehatan merupakan bidang yang relatif baru di negara dunia selatan. Walaupun SDM Kesehatan ini memiliki keterkaitan dengan Manajemen SDM secara umum namun terdapat beberapa kompetensi khusus yang diperlukan didalamnya. Beberapa istilah umum yang sering kita dengar diantaranya “tenaga kesehatan”, “personil kesehatan” atau “staf Puskesmas/rumah sakit” yang merupakan penggerak atau motor utama dalam suatu organisasi atau institusi. Sehingga wajar jika lebih banyak alokasi budget yang diarahkan pada SDM jika dibandingkan dengan alokasi ke kebutuhan lainnya. SDM bisa menjadi subyek maupun obyek dalam organisasi ataupun institusi. Sebagai subyek, SDM terlibat dalam perencanaan, implementasi sampai dengan monitoring-evaluasi. Sebagai sasaran atau obyek, manusia berada di dalam suatu sistem yang menjadi target program. Bidang SDM Kesehatan ini juga memerlukan waktu yang cukup lama karena tidak bisa dipersiapkan dalam waktu singkat. Sebagai contoh dalam produksi perawat saja, diperlukan lima tahun untuk memproduksi perawat berjenjang S1. Tidak seperti sumber daya yang lain, SDM tidak bisa disimpan ataupun tidak digunakan untuk sementara. SDM harus tersedia dengan jumlah dan saat yang tepat. Oleh sebab itu tantangan terbesar SDM ini adalah perencanaan dan produksi. SDM ini juga unik karena keterampilan yang didapat bisa tidak relevan lagi. Oleh sebab itu, kemampuan dan keterampilan SDM perlu ditingkatkan melalui pengembangan berkelanjutan diantaranya pelatihan dan monitoring evaluasi.

× How can I help you?