Research centre REACH

Efek antiinflamasi biji kurma (Phoenix dactylifera L) pada edema yang diinduksi karagenan pada tikus (Anti-inflammatory effect of date seeds (Phoenix dactylifera L) on carrageenan-induced edema in rats)

Sitasi: Saryono, S., Warsinah, W., Isworo, A., & Efendi, F. (2018). Anti-inflammatory effect of date seeds (Phoenix dactylifera L) on carrageenan-induced edema in rats. Tropical Journal of Pharmaceutical Research17(12), 2455-2461.

Tujuan: Untuk mempelajari sifat anti-inflamasi dan mekanisme kerja ekstrak biji kurma pada edema yang diinduksi karagenan pada tikus. Metode: Pada penelitian dengan rancangan kelompok kontrol pra dan pasca uji, 30 ekor tikus wistar dibagi menjadi enam kelompok yaitu kelompok C1, C2, dan C3 (diberi 1, 3, dan 5 g / kg benih kurma yang direndam masing-masing. ); kontrol positif (PC, kontrol positif diberikan deksametason, 0,5 mg / kg dosis), kontrol negatif (NC, edema yang disebabkan karagenan), dan kontrol sehat (HC, tanpa pengobatan). Dalam kelompok C1–3, PC, dan NC, karagenan diberikan secara intraperitoneal sebelum perawatan benih, PC dan NC. Prostaglandin E2 (PGE-2), siklooksigenase (COX) -1, COX-2, interleukin (IL) -1?, dan IL-12 diukur sebelum dan sesudah pengobatan; y setelah pengobatan dan dibandingkan antar kelompok. Hasil: Biji kurma curam memodulasi mediator inflamasi dengan menurunkan IL-1?, COX-1, COX-2, IL-12, dan PGE-2 secara signifikan (p <0,05). Ini menunjukkan bahwa biji kurma yang direndam menurunkan mediator pro-inflamasi dengan cara yang mirip dengan deksametason sebagai kontrol positif. Kesimpulan: Biji kurma curam memiliki aktivitas anti-inflamasi yang mirip dengan deksametason, melalui mekanisme yang melibatkan penurunan mediator pro-inflamasi. Dengan demikian, biji kurma merupakan sumber potensial terapi anti inflamasi herbal.

Mengurangi Toksisitas Karbon Tetraklorida menggunakan Benih Kurma (Phoenix dactylifera L.) Curam pada Tikus (Decreasing Carbon Tetrachloride Toxicity using Date-seed (Phoenix dactylifera L.) Steeping in Rats)

Sitasi: Saryono, S., Sumeru, A., Proverawati, A., & Efendi, F. (2018). Decreasing Carbon Tetrachloride Toxicity using Date-seed (Phoenix dactylifera L.) Steeping in Rats. Toxicology and Environmental Health Sciences10(2), 139-145.

Tujuan: Banyaknya senyawa toksik dalam makanan yang menyebabkan kerusakan hati dan gangguan fungsi tubuh. Peradangan akan mendahului kerusakan hati sebagai respons awal terhadap keracunan. Respon inflamasi sangat bergantung pada kekuatan sistem kekebalan tubuh. Banyak makanan, obat-obatan, dan senyawa lain yang dapat menurunkan sistem kekebalan, tetapi hanya sedikit yang berfungsi sebagai imunostimulan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan penurunan toksisitas karbon tetraklorida dengan seduhan biji kurma (Phoenix dactylifera L.) untuk meningkatkan imunitas tikus. Metode: Eksperimen dengan pre- and posttest design control group design. Tikus putih wistar dikelompokkan menjadi 6 kelompok yaitu kontrol sehat (HC), kontrol negatif (NC), kontrol positif (PC), perlakuan dosis 1 g / kg (T1), dosis perlakuan 3 g / kg (T3), dan dosis perlakuan. 5 g / kg (T5). Semua kelompok diinduksi oleh CCL4 sebelum pengobatan kecuali kelompok HC. Data yang diamati adalah interleukin-6 (IL-6), jumlah limfosit, dan C-reactive protein (CRP). Data dari kelompok dibandingkan dengan uji ANOVA dan dilanjutkan dengan uji post hoc jika ditemukan hasil yang signifikan. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara IL-6, jumlah limfosit, dan CRP antara kelompok HC dan kelompok lain yang diinduksi CCL4. Setelah pemberian seduhan benih kurma, kadar IL-6 dan CRP menurun, dan jumlah limfosit meningkat secara signifikan. Kelompok dengan dosis perlakuan 5 g / kg merupakan kelompok yang paling efektif dalam menghambat peningkatan IL-6 dan CRP, namun dosis 3 g / kg paling efektif untuk meningkatkan jumlah limfosit. Kesimpulan: Seduhan biji kurma menekan mediator pro-inflamasi; Ia memiliki potensi yang meningkatkan sitokin pro-inflamasi dengan menghambat proses inflamasi. Dengan demikian, biji kurma dapat digunakan sebagai sumber anti inflamasi yang murah yang dapat dianggap sebagai peluang kesehatan bagi negara berkembang.

× How can I help you?