Research centre REACH

Model pengembangan pelayanan kesehatan masyarakat sebagai mitra atas stigma dan kualitas hidup perempuan HIV / AIDS (Model for development of community health care as partners on stigma and quality of living women HIV/AIDS)

Sitasi: Nursalam, N., Ernawati, E., Devy, S. R., & Efendi, F. (2020). Model for Development of Community Health Care As Partners on Stigma and Quality of Living Women With Hiv/Aids. sysrevpharm. orgSign in11(6), 1095-1099.

Perempuan yang hidup dengan HIV / AIDS memiliki kualitas hidup yang rendah karena stigma yang kuat di masyarakat. Kualitas hidup perempuan penderita HIV / AIDS dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain modal sosial yang rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan model community health as partner (CHCP) terhadap stigma dan kualitas perempuan ODHA. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan cross sectional pada 119 orang dengan pengambilan sampel multi stage cluster. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner dan analisis data menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) berbasis varian atau komponen berbasis SEM yang dikenal dengan Partial Least Squares (PLS). Pengembangan model pemberdayaan kader HIV / AIDS, setelah studi path analysis dan merumuskan isu-isu strategis melalui focus group discussion (FGD) dan diskusi ahli sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Pengaruh faktor demografi, sumber daya pribadi kader, sumber daya kontekstual sosial kader, dan dukungan perawat menunjukkan t-statistic> 1.96 dan p-value <0.05. Artinya, ada pengaruh yang signifikan dari semua variabel tersebut terhadap kemampuan dan pemberdayaan kader HIV / AIDS. Koefisien yang dihasilkan bertanda positif, 0,502. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa semakin tinggi pemberdayaan kader HIV / AIDS terhadap kemampuan kader HIV / AIDS maka kecenderungan tersebut dapat meningkatkan pemberdayaan kader. Model Bina Pelayanan Kesehatan Masyarakat sebagai mitra berpengaruh besar terhadap stigma dan kualitas hidup penderita HIV / AIDS. Faktor sumber daya pribadi kader merupakan faktor yang paling kuat mempengaruhi pemberdayaan kader dalam penanggulangan HIV / AIDS, sehingga peran kader sebagai mitra dalam HI / AIDS menjadi penting untuk meningkatkan motivasi pada penderitanya.

Pengaruh terapi perilaku kognitif yang berfokus pada trauma terhadap depresi dan kualitas hidup lansia di Indonesia (Effect of trauma-focused cognitive behavior therapy on depression and the quality of life of the elderly in Indonesia)

Sitasi: Efendi, F., Indarwati, R., & Aurizki, G. E. (2020). Effect of trauma-focused cognitive behavior therapy on depression and the quality of life of the elderly in Indonesia. Working with Older People.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Trauma-Focused Cognitive Behavior Therapy (TF-CBT) terhadap tingkat depresi dan kualitas hidup lansia di wilayah terdampak gempa di Kabupaten Lombok Utara, Indonesia. Desain / metodologi / pendekatan: Uji Acak Terkontrol (Randomized Controlled Trial / RCT) dengan populasi dua kelompok lansia yang tinggal di kabupaten yang terkena gempa digunakan dalam penelitian ini. Intervensi tersebut berupa pemberian TF-CBT. Terdapat tiga instrumen penelitian yang digunakan untuk menentukan variabel, yaitu Clinician-Administered PTSD Scale (CAPS-5), Geriatric Depression Scale 15 (GDS 15) dan World Health Organization Quality of Life-BREF (WHOQOL-BREF). Semua instrumen diadopsi dan diterjemahkan menggunakan terjemahan kembali ke Bahasa Indonesia, yang sesuai dengan saran WHO. Untuk menyelidiki efek intervensi, kami menggunakan model linier hierarkis (HLM) dengan analisis niat untuk mengobati. Pengaruh parameter paten diuji menggunakan uji Wald (uji-t) dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Temuan: Analisis akhir menggunakan CAPS-5 dan menunjukkan bahwa ada penurunan PTSD responden, yang turun menjadi hanya 8 (17,8 persen) pada post-test. Situasi yang sama terjadi untuk variabel depresi (2,8 persen) setelah dinilai menggunakan GDS-15C. Variabel Kualitas Hidup (WHOQoL-BREF) dibagi menjadi Fisik (50,7), Psikologis (57,1), Sosial (53,6) dan Lingkungan (45,7). Komponen-komponen tersebut menunjukkan adanya dampak yang signifikan dalam peningkatan kualitas hidup lansia korban gempa. Temuan tersebut menyoroti bahwa penerapan TF-CBT pada populasi lansia dapat secara signifikan menurunkan tingkat gangguan stres pasca trauma dan depresi serta meningkatkan kualitas hidup. Implikasi sosial: Intervensi menurunkan tingkat depresi dan meningkatkan kualitas hidup lansia seperti yang ditemukan dalam enam minggu tindak lanjut. Pelatihan yang lebih lama dan integrasi dengan kearifan lokal yang terstruktur mungkin diperlukan untuk mengatasi kesehatan mental lansia yang terkena dampak gempa dengan lebih baik. Selain itu, penguatan peran keluarga sebagai pengasuh utama diperlukan untuk meningkatkan hasil. Orisinalitas / nilai: Ini adalah studi pertama yang mencoba menggunakan TF-CBT sebagai metode pengobatan bagi lansia untuk menurunkan depresi dan meningkatkan kualitas hidup lansia Indonesia yang pernah mengalami gempa bumi. Makalah ini memberikan pengetahuan tentang efektifitas TF-CBT yang dapat digunakan oleh terapis untuk mengatasi masalah depresi yang diderita lansia di wilayah pasca bencana.

Model pemberdayaan keluarga berdasarkan keyakinan dan kesehatan terkait kualitas hidup ibu rumah tangga dengan HIV / AIDS (Family empowerment model based on belief and health related quality of life among housewives with HIV/AIDS)

Sitasi: Nursalam, N., Efendi, F., Tristiana, R. D., Misutarno, M., Maf’ula, D., & Priyantini, D. (2020). Family Empowerment Model Based on Belief and Health-Related Quality of Life among Housewives With HIV/AIDS. Systematic Reviews in Pharmacy11(5).

Tren prevalensi Human Immunodeficiency Virus / Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV / AIDS) di Indonesia meningkat secara signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pemberdayaan keluarga berbasis keyakinan dan menganalisis pengaruh kualitas hidup terkait kesehatan (HRQL) pada pasien yang terinfeksi HIV / AIDS. Rancangan metode campuran dengan tahap pertama menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sebanyak 135 responden dengan HIV / AIDS ditentukan dari purposive sampling. Untuk pengembangan model dilakukan focus group dan expert discussion untuk membuat model dan alat intervensi tahap kedua. Kami menganalisis data yang dikumpulkan dengan menggunakan uji Structural Equation Model Partial Least Squares (SEM-PLS). Nilai outer loading mengukur nilai validitas subvariabel dari variabel latennya, dimana outer loading valid jika nilainya> 0,4. Berdasarkan hasil penelitian, sembilan indikator dinyatakan tidak valid (nilai outer loading = 0.4), dan indikator tersebut harus dikeluarkan dari model. Evaluasi model dalam digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian dapat diterima jika nilai T hitung> T tabel. Faktor pelayanan kesehatan, faktor pasien, faktor keluarga dan keberdayaan mempunyai pengaruh yang signifikan antara beberapa faktor tersebut terhadap HQRL (T> 1.96). Pengembangan model pemberdayaan keluarga berbasis keyakinan memiliki pengaruh yang baik terhadap kualitas hidup terkait kesehatan pada perempuan dengan HIV / AIDS. Dari model yang dikembangkan terlihat bahwa HRQL berhubungan dengan pelayanan kesehatan, faktor pasien, faktor keluarga dan pemberdayaan.

× How can I help you?