Sitasi: Saryono, S., Sumeru, A., Proverawati, A., & Efendi, F. (2018). Decreasing Carbon Tetrachloride Toxicity using Date-seed (Phoenix dactylifera L.) Steeping in Rats. Toxicology and Environmental Health Sciences, 10(2), 139-145.
Tujuan: Banyaknya senyawa toksik dalam makanan yang menyebabkan kerusakan hati dan gangguan fungsi tubuh. Peradangan akan mendahului kerusakan hati sebagai respons awal terhadap keracunan. Respon inflamasi sangat bergantung pada kekuatan sistem kekebalan tubuh. Banyak makanan, obat-obatan, dan senyawa lain yang dapat menurunkan sistem kekebalan, tetapi hanya sedikit yang berfungsi sebagai imunostimulan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan penurunan toksisitas karbon tetraklorida dengan seduhan biji kurma (Phoenix dactylifera L.) untuk meningkatkan imunitas tikus. Metode: Eksperimen dengan pre- and posttest design control group design. Tikus putih wistar dikelompokkan menjadi 6 kelompok yaitu kontrol sehat (HC), kontrol negatif (NC), kontrol positif (PC), perlakuan dosis 1 g / kg (T1), dosis perlakuan 3 g / kg (T3), dan dosis perlakuan. 5 g / kg (T5). Semua kelompok diinduksi oleh CCL4 sebelum pengobatan kecuali kelompok HC. Data yang diamati adalah interleukin-6 (IL-6), jumlah limfosit, dan C-reactive protein (CRP). Data dari kelompok dibandingkan dengan uji ANOVA dan dilanjutkan dengan uji post hoc jika ditemukan hasil yang signifikan. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara IL-6, jumlah limfosit, dan CRP antara kelompok HC dan kelompok lain yang diinduksi CCL4. Setelah pemberian seduhan benih kurma, kadar IL-6 dan CRP menurun, dan jumlah limfosit meningkat secara signifikan. Kelompok dengan dosis perlakuan 5 g / kg merupakan kelompok yang paling efektif dalam menghambat peningkatan IL-6 dan CRP, namun dosis 3 g / kg paling efektif untuk meningkatkan jumlah limfosit. Kesimpulan: Seduhan biji kurma menekan mediator pro-inflamasi; Ia memiliki potensi yang meningkatkan sitokin pro-inflamasi dengan menghambat proses inflamasi. Dengan demikian, biji kurma dapat digunakan sebagai sumber anti inflamasi yang murah yang dapat dianggap sebagai peluang kesehatan bagi negara berkembang.