Sitasi: Nursalam, N., Fibriansari, R. D., Yuwono, S. R., Hadi, M., Efendi, F., & Bushy, A. (2018). Development of an empowerment model for burnout syndrome and quality of nursing work life in Indonesia. International journal of nursing sciences, 5(4), 390-395.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pemberdayaan untuk sindrom burnout dan kualitas kehidupan kerja perawat (QNWL). Metode: Penelitian ini mengadopsi pendekatan cross-sectional metode campuran. Variabel tersebut meliputi pemberdayaan struktural, pemberdayaan psikologis, sindrom burnout dan QNWL. Populasi dalam penelitian ini adalah perawat berstatus PNS di salah satu rumah sakit daerah di Indonesia. Partisipan direkrut dengan menggunakan multi-stage sampling measures dengan 134 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang kemudian dianalisis menggunakan kuadrat terkecil parsial. Diskusi kelompok fokus dilakukan dengan perawat, kepala perawat dan manajemen rumah sakit untuk mengidentifikasi isu-isu strategis dan menyusun rekomendasi. Hasil: Pemberdayaan struktural berpengaruh terhadap pemberdayaan psikologis (koefisien jalur = 0.440; t = 6.222) dan QNWL (koefisien jalur = 0.345; t = 4.789). Pemberdayaan psikologis mempengaruhi sindrom burnout (koefisien jalur = ?0.371; t = 4.303), dan sindrom burnout mempengaruhi QNWL (koefisien jalur = ?0.320; t = 5.102). Pemberdayaan struktural meningkatkan QNWL sebesar 39,7%. Kesimpulan: Pengembangan model pemberdayaan struktural dengan menggunakan indikator sumber daya, dukungan dan informasi berpengaruh langsung terhadap pemberdayaan psikologis sampel perawat. Sebagai indikator makna, pemberdayaan psikologis menurunkan sindrom burnout. Sebaliknya, burnout syndrome sebagai indikator pencapaian pribadi dapat mempengaruhi QNWL. Pemberdayaan struktural secara langsung mempengaruhi QNWL, terutama dalam konteks tempat kerja. Studi lebih lanjut harus dilakukan untuk menganalisis efek pemberdayaan, gaya kepemimpinan dan kepuasan pelanggan.