Research centre REACH

New Zealand Scholarships – Indonesia

The New Zealand Aid Programme offers scholarships to people from developing countries who are motivated to make a difference at home.

For more information about the scholarships programme clickhere.

Scholarship types and closing dates

Scholarship Type: New Zealand ASEAN Scholarship

Application deadline: 5.00pm 30 April

Contact:
PT. Austraining Nusantara (PTAN)
Lippo Kuningan, 19th Floor
Jl. HR Rasuna Said Kav. B12
Jakarta 12940. Indonesia
Tel: +62 21 2911 0146
Fax: +62 21 2911 0147
Email: nzas.info
Website: www.nzembassy.com/indonesia
Facebook: www.facebook.com/nzembassyindonesia

Qualification types

New Zealand ASEAN Scholarships are available for the following qualifications:

  • Postgraduate Certificate (6 months)
  • Postgraduate Diploma (1 year)
  • Masters Degree (1 – 2 years)
  • PhD (3 – 4 years)

English Language Training

As part of your New Zealand ASEAN Scholarship, you may be eligible to undertake English Language Training in Indonesia for up to one year prior to taking up your study in New Zealand. English Language Training is currently provided through the Indonesia Australia Language Foundation, Surabaya, Indonesia. Further information will be provided to successful candidates.

Eligibility

Candidates must meet all the scholarship eligibility criteria including:

  • Be a minimum of 18 years of age at the time of commencing your scholarship.
  • Be a citizen of the country from which you are applying for a scholarship and have resided in that country for at least the last two years.
  • Agree to return to your home country for a minimum of two years on completion of the scholarship.

For full eligibility details check the eligibility criteria page.

Preferences

Preference will be given to candidates who demonstrate strong academic ability, leadership qualities, and a commitment to the development of their home country.

Preference is also given to candidates who are 39 years of age or younger at the time of commencing their scholarship.

Preference will be given to candidates from Eastern Indonesia (West Nusa Tenggara, East Nusa Tenggara, Maluku, North Maluku, Papua and West Papua).

Preference will be given to candidates who apply to study in academic disciplines relating to one or more of the following:

Agriculture Development:

  • Agri-business management, agricultural economics, agricultural systems and management, rural development, domestic supply chains and distribution
  • Biology, vegetable production, livestock/animal husbandry, crop management, sericulture (silk production), forestry, fisheries, aquaculture, agricultural pest management
  • Phytosanitary, bio-security, biotechnology, agricultural trade,
  • Food production, food sciences/technology, post-harvest processing, food storage and packaging, food safety
  • For information about some qualification options click here

Renewable Energy

  • Geothermal, solar, hydro engineering and wind energy, renewable energy distribution systems
  • For information about some qualification options click here

Disaster Risk Management:

  • Disaster response, emergency management
  • Hazard assessment and management, natural resource management, environmental management, geology, geotechnical engineering, water resource management
  • Climate change adaptation, land planning & development
  • For information about some qualification options click here

Public Sector Management:

  • Public administration, public policy and management, public sector leadership and governance, human resource capacity development, information management
  • Public financial management, government budgeting, tax reform, public sector auditing, statistics, demography, political science, social policy
  • International trade and business, trade facilitation, trade policy
  • For information about some qualification options click here

Private Sector Development:

  • Business/private sector management and leadership, small and medium sized enterprises (SMEs) development, entrepreneurship, marketing, accountancy
  • Value chain development, , logistics & supply chain management,
  • trade facilitation, economics/ applied economics, business finance, commerce, industrial relations
  • Tourism – Ecotourism, tourism management, tourism planning, tourism marketing
  • For information about some qualification options click here

English Language Teaching

  • Teacher upskilling, curriculum development, assessment and evaluation, education research.
  • For information about some qualification options click here.

How to apply

  1. Check if you’re eligible
  2. If yes, decide the type of institution and qualification that is right for you. For more information about studying in New Zealand visit www.studyinnewzealand.com
  3. Download and complete all sections of the New Zealand Scholarship application form
  4. Attach an up to date Curriculum Vitae
  5. Write and attach your two 500 word essays (as per the requirements detailed on the application form) and, for masters research and PhD candidates, your research proposal.
  6. Obtain three references (as per the requirements detailed on the application form)
  7. Obtain certified copies of all required supporting documentation (as per the requirements detailed on the application form)
  8. Submit 2 copies of your completed application form, with all attachments and supporting documents by the deadline specified for the scholarship type you selected and send to the address noted at the top of this page.

More info: https://www.aid.govt.nz/funding-and-contracts/scholarships/eligible-countries/indonesia

Call for proposal : Emerging challenges and solutions on faculty development in Asia and Pacific Region

Dear all members

We are AAAH Secretariat who manages Asia-Pacific Action Alliance on Human Resources for Health (AAAH) which is a regional partnership mechanism established in response to the international recognition of the need for global and regional action strengthen country health workforce planning and action.

On this occasion we are pleased to announce the “Call for proposal” to any persons who are interested to submit for the AAAH intersession. Proposal must be submitted electronically (online) by the closing date to secretariat. Accordingly, all submissions must be written in English only and proposals are not more than 10,000 words. Applicants must submit their proposals by Tuesday 31st March 2015, 23.59 hours (Bangkok time).

Should you have any inquiries regarding the Call for proposal, please contact the AAAH Secretariat at secretariat.

Last but not least, our sincere gratitude here for your passing this forward to those who may be interested in our AAAH intersession in your networking.

Kind Regards,

Parinda
On behalf of AAAH Secretariat

Bappenas Call for Paper 2015

Pada tahun 2013, Bappenas dan beberapa perguruan tinggi di Indonesia telah menyelenggarakan Call for Paper yang dilanjutkan dengan Konferensi Kebijakan Pembangunan Nasional
dalam rangka memberikan masukan untuk penyusunan RPJMN 2015-2019. Atas dasar pengembangan perencanaan ke depan yang lebih baik, maka Bappenas dan beberapa perguruan tinggi berencana mengadakan Call for Paper untuk kedua kalinya, dan dilanjutkan dengan konferensi dengan tema besar “Implementing NawaCita: Strategies and Policiespada bulan Agustus 2015 mendatang. Berbeda dengan konferensi tahun 2013, untuk konferensi 2015 ini cakupan diperluas hingga tingkat internasional.

Indonesian_communityAcuan Call for Paper dan konferensi ini mengacu pada identifikasi Pemerintah Jokowi-JK atas beberapa permasalahan pembangunan yang belum terselesaikan hingga saat ini, yaitu (i) Indonesia belum sepenuhnya memanfaatkan keuntungannya sebagai negara maritim; dan memperbaiki manajemen kelautan untuk kepentingan rakyat; (ii) sebagai negara demokrasi membutuhkan penguatan kelembagaan melalui tata kelola pemerintahan baik; dan pemberantasan korupsi; (iii) kesenjangan pembangunan antar wilayah; kota dan perdesaan; (iv) rendahnya pemberdayaan untuk sektor sektor strategis pada perekonomian domestik. Solusi yang diusulkan untuk keempat aspek tersebut diterjemahkan dalam sembilan agenda prioritas, yang disebut dengan NawaCita. Meskipun arah kebijakan Nawacita sudah jelas, namun masih terlalu umum untuk menuju terbentuknya kebijakan pembangunan yang dapat langsung diimplementasikan.

Saat ini seluruh aparat pemerintah berusaha untuk menerjemahkan NawaCita agar dapat diimplementasikan dalam kebijakan dan program. Tentunya proses ini menghadapi tantangan yang kuat dikarenakan terbatasnya sumberdaya pemerintah, dan terdapatnya kebutuhan untuk mengalokasikan sumberdaya tersebut. Implementasi yang baik untuk terwujudnya kebijakan dan program tersebut membutuhkan efisiensi dan efektifitas biaya.

Efisiensi berarti kebijakan dan program yang dilaksanakan perlu memberi banyak manfaat positif bagi masyarakat. Efektifitas biaya mempunyai arti bahwa setiap target yang efektif harus sesuai dengan belanja minimum yang digunakan. Kedua hal tersebut merupakan tantangan besar bagi pemerintahan saat ini.

Sebagian besar masalah pembangunan yang diidentifikasi tersebut telah menjadi perhatian bagi pemerintahan sebelumnya (SBY). Namun, pemerintahan saat ini (Jokowi-JK) menempatkan hal tersebut merupakan prioritas yang mendesak untuk diselesaikan.

Karakteristik lain dalam pemerintahan Jokowi-JK adalah bagaimana prioritas pembangunan tersebut untuk diselesaikan. Melihat latar belakang Jokowi-JK dan juga anggota kabinetnya, terdapat sinyal yang jelas bahwa aksi nyata akan mendominasikonsep. Tidaklah mengherankan jika kabinet saat ini dinamakan Kabinet Kerja. Sehingga, kita dapat mengekspektasikan bahwa setiap rekomendasi yang diberikan kepada pemerintahan yang bersifat dapat diimplementasikan akan lebih mudah diterima dibandingkan rekomendasi yang bersifat konseptual.

Best Practices (praktek terbaik) merupakan ide sederhana yang sudah terbukti secara nyata dapat dikerjakan. Majelis Umum PBB, mendefinisikan Best Practices sebagai inisiatif yang dapat memberikan sumbangan yang luar biasa untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Secara spesifik, Majelis Umum PBB mendefinisikan Best Practices dapat menjadi inisiatif yang sukses jika (i) mempunyai dampak nyata pada peningkatan kualitas hidup masyarakat (ii) menghasilkan kerjasama yang efektif antara masyarakat umum, swasta dan sipil (iii) secara sosial, ekonomi dan lingkungan dapat diimplementasikan secara berkelanjutan.

Selanjutnya, Best Practices tidak hanya akan berkontribusi besar dalam pembuatan kebijakan, namun juga akan bertambahnya rasa memiliki masyarakat dalam kebijakan dan program yang dilakukan oleh pemerintah. Hal ini tentunya akan dapat menciptakan dukungan masyarakat, dan juga dukungan politik yang dibutuhkan dalam konsteks sistem politik saat ini.

More info: http://call-for-papers.bappenas.go.id/

× How can I help you?