Research centre REACH

KODE PRAKTIK GLOBAL INTERNASIONAL REKRUTMEN

Perdebatan pelik tentang proses rekrutmen tenaga kesehatan internasional dan dampaknya terhadap sistem kesehatan telah menjadi topik hangat akhir-akhir. Sebagai konsekuensi dari globalisasi kesehatan dan pelayanan kesehatan, setiap negara memiliki kepentingan dalam tujuan jangka panjang untuk memperbaiki sistem kesehatannya. Oleh sebab itu perlunya dibangun konsensus mengenai kode etik global yang memfasilitasi kepentingan semua pihak.
Jumlah tenaga kesehatan yang bermigrasi telah meningkat secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir, dengan pola migrasi menjadi semakin rumit dan melibatkan lebih banyak negara. Di sisi lain migrasi tenaga kesehatan dapat membawa efek menguntungkan bagi kedua negara, negara pengirim dan tujuan. Migrasi dari negara-negara yang sudah mengalami krisis dalam tenaga kesehatan, khususnya di 57 negara yang diidentifikasi oleh WHO sedang mengalami krisis kekurangan tenaga kesehatan dapat mengakibatkan lemahnya sistem kesehatan dan merupakan penghalang serius bagi pencapaian Millenium Development Goals.
Migrasi tenaga kesehatan internasional merupakan tantangan kesehatan yang kompleks dan multidimensi. Ada semacam kekhawatiran dan beberapa kepentingan baik dari negara pengirim maupun negara maju yang hingga kini masih diperdebatkan. Tawar- menawar hak dan kewajiban dari dua negara yang mewakili dua sisi pelayanan kesehatan itupun mulai dicari titik temunya. Secara umum terdapat beberapa isu yang diangkat diantaranya adalah:
Sumber: Buku KAJIAN SDM KESEHATAN DI INDONESIA

MIGRASI TENAGA KESEHATAN

Pada tahun 2000 hampir 175 juta orang atau 2,9% orang di dunia hidup di luar negaranya masing-masing selama lebih dari 1 tahun. Sekitar 65 juta dari jumlah tersebut masih aktif secara ekonomi (UNPD, 2002). Secara umum, migrasi ini kenaikan yang relative kecil yaitu 2.3% tahun 1965 menjadi 2.9% tahun 2000. Namuan demikian, peningkatan jumlah orang yang bermigrasi sangat signifikan dampaknya bagi negara miskin karena mereka kehilangan SDM berpendidikan ke negara-negara kaya. Sekitar 65% dari seluruh migrant yang masih aktif mencari ekonomi pindah ke negara-negara majuyang digolongkan sebagai “sangat terampil”. Sangat terampil umumnya diasosiasikan telah menyelesaikan pendidikan tambahan dan memiliki pekerjaan professional, dalam hal ini tenaga tersebut diantaranya dokter, perawat dan bidan.

Migrasi tenaga kesehatan professional mempengaruhi suplai nasional dan menjadi salah satu poin penting dalam kebijakan nasional (Kingma, 2007). Globalisasi telah mendorong adanya migrasi. Di saat yang sama, kebutuhan akan tenaga kesehatan meningkat di negara maju dimana tenaga kesehatan disana tidak mencukupi dan tenaga kerja yang ada memasuki usia lanjut. Kebutuhan terhadap layanan kesehatan juga meningkat karena populasi lansia dan meningkatnya penyakit degeneratif. Di sejumlah negara pendapatan menengah dengan sistem pendidikan yang bagus seperti Fiji, Jamaika, Mauritus dan Filipina. Jumlah mahasiswa yang besar khususnya di jurusan keperawatan telah disiapkan untuk dikirim ke luar negeri. Alasannya sederhana, gaji, jenjang karir dan fasilitas yang lebih memadai dibanding dengan pasar kerja dalam negeri. WHO tahun 2010 mengidentifikasi setidaknya ada 4 alasan dibalik migrasi tenaga kesehatan ini yaitu:
Sumber: Buku KAJIAN SDM KESEHATAN DI INDONESIA

SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN GLOBAL

Globalisasi memerlukan modal dasar manusia yang berkualitas. Namun, dapat kita lihat modal yang diperlukan untuk menghadapi globalisasi tersebut masih perlu ditingkatkan. Jika kita lihat akhir-akhir ini banyak sekali isu-isu yang berkaitan dengan SDM Kesehatan global, baik itu rekrutmen, retensi, kompetensi, masuknya tenaga kesehatan asing sampai offshore layanan kesehatan. Hal ini merupakan dampak dari globalisasi yang tantangannya akan semakin berat di masa mendatang.
Sumberdaya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam reformasi suatu bangsa, yakni bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global. Realitas globalisasi yang sangat kompleks membawa sejumlah implikasi bagi pengembangan SDM di Indonesia. Salah satu tuntutan globalisasi adalah reformasi di semua lini termasuk reformasi kesehatan. Reformasi ini akan berjalan mulus bila didukung oleh SDM yang handal. Untuk menciptakan SDM berkualitas dan handal yang diperlukan adalah pendidikan. Sebab dalam hal ini pendidikan dianggap sebagai mekanisme kelembagaan pokok dalam mengembangkan keahlian dan pengetahuan. Pendidikan merupakan kegiatan investasi di mana pembangunan bangsa sangat berkepentingan. Sebab bagaimanapun pembangunan bangsa membutuhkan kualitas SDM yang unggul baik dalam kapasitas penguasaan IPTEK maupun sikap mental, sehingga dapat menjadi subyek atau pelaku pembangunan yang handal. Dalam kerangka globalisasi, penyiapan pendidikan perlu juga disinergikan dengan tuntutan kompetisi. Oleh karena itu dimensi daya saing dalam SDM semakin menjadi faktor penting sehingga upaya memacu kualitas SDM melalui pendidikan merupakan tuntutan yang harus dikedepankan.

× How can I help you?