Research centre REACH

RISET KESEHATAN DASAR 2010 / Riskesdas

Yang kesulitan mendownload riskesdas 2010 dari website RISKESDAS , bisa mendownload DISINI
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) merupakan Riset Kesehatan berbasis komunitas berskala nasional sampai tingkat kabupaten/kota. Riskesdas ini dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan Litbangkes) Kementerian Kesehatan RI. Riskesdas direncanakan akan dilaksanakan secara periodik, dengan tujuan untuk melakukan evaluasi pencapaian program pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan, sekaligus sebagai bahan untuk perencanaan pembangunan kesehatan.
Pada tahun 2007 Badan Litbangkes telah melakukan Riskesdas pertama, meliputi semua indikator kesehatan utama, yaitu status kesehatan (penyebab kematian, angka kesakitan, angka kecelakaan, angka disabilitas, dan status gizi), kesehatan lingkungan (lingkungan fisik), konsumsi rumahtangga, pengetahuan-sikap-perilaku kesehatan (Flu Burung, HIV/AIDS, perilaku higienis, penggunaan tembakau, minum alkohol, aktivitas fisik, perilaku konsumsi makanan) dan berbagai aspek mengenai pelayanan kesehatan (akses, cakupan, mutu layananan, pembiayaan kesehatan). Telah dikumpulkan pula sekitar 33.000 sampel serum, bekuan darah, dan sediaan apus, untuk test-test lanjutan di laboratorium Badan Litbangkes.
Hasil Riskesdas 2007 telah dimanfaatkan oleh penyelenggara program, terutama di jajaran Kementerian Kesehatan; dan Bappenas, untuk evaluasi program pembangunan kesehatan termasuk pengembangan rencana kebijakan pembangunan kesehatan jangka menengah (RPJMN 2010-2014), dan oleh beberapa kabupaten/kota dalam merencanakan, mengalokasikan anggaran, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi program-program kesehatan berbasis bukti (evidence-based planning). Komposit beberapa indikator Riskesdas 2007 juga telah digunakan sebagai model Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) di Indonesia untuk melihat peringkat Kabupaten/Kota.
Riskesdas 2010 bertepatan dengan tahun akan dilaksanakannya pertemuan puncak tingkat tinggi Majelis Umum PBB untuk mengevaluasi pencapaian deklarasi Millenium Development Goals (MDGs) dari 189 negara termasuk Indonesia. Pada deklarasi tersebut disepakati 8 tujuan untuk mencapai MDGs di tahun 2015 yaitu: memberantas kemiskinan dan kelaparan, mencapai universal primary education, mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV/AIDS, malaria dan tuberkulosis, memastikan lingkungan yang kesinambungan, mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan. Dalam rangka mendukung pertemuan tersebut dan mendapatkan data kesehatan terkini yang faktual, Riskesdas 2010 difokuskan pada indikator-indikator pencapaian MDGs dan data pendukung lainnya.
Riskesdas 2010 merupakan Riskesdas Millenium Development Goals (MDGs) dengan representasi tingkat provinsi di seluruh Indonesia yang berbasis masyarakat. Riskesdas 2010 akan memberikan informasi khusus mengenai pencapaian MDGs kesehatan sesuai komitmen upaya kesehatan tingkat global dan nasional. Selain itu, juga sebagai sarana untuk mengevaluasi perkembangan beberapa status kesehatan masyarakat Indonesia di tingkat nasional dan provinsi, perubahan masalah kesehatan di tingkat nasional dan provinsi, dan perkembangan upaya pembangunan kesehatan di tingkat nasional dan provinsi dalam tiga tahun terakhir.
Beberapa indikator MDGs kesehatan yang akan dikumpulkan melalui Riskesdas 2010 adalah status gizi balita dan konsumsi (memberantas kelaparan), status kesehatan ibu dan anak (menurunkan kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu), prevalensi malaria dan tuberkulosis (menurunkan angka kesakitan), akses sumber air minum yang aman dan fasilitas sanitasi dasar. Data tersebut akan dikumpulkan seperti pada Riskesdas 2007 yaitu melalui wawancara, pengukuran, dan pemeriksaan laboratorium untuk kepastian penyakit malaria dan tuberkulosis yang dilakukan di lapangan (darah malaria) dan Laboratorium Puskesmas yang direkomendasi (dahak tuberkulosis). Beberapa indikator MDGs kesehatan lainnya yaitu prevalensi HIV/AIDS dan angka kematian anak tidak dapat dikumpulkan melalui Riskesdas 2010 karena memerlukan penelitian khusus atau didapat dari sumber data lain.
Finalisasi kuesioner pada bulan Maret 2010, selanjutnya dilakukan Master of Trainner (MOT) pada bulan April. Rencana pengumpulan data akan dilakukan pada bulan Mei – Juni 2010 di 441 kabupaten/kota di Indonesia.
Sumber : http://www.riskesdas.litbang.depkes.go.id/2010/

1st INTERNATIONAL NURSING & HEALTH SCIENCES STUDENT CONFERENCE 2011

The 1st International Nursing and Health Sciences Student (INHSS) Conference is a two days conference that will provide opportunities for health professionals, academicians including students as well as health practitioners to address the latest knowledge and research, in order to understand better about current issues in nursing and health sciences areas as well as sharing experiences how to utilize research results in health care setting to provide best possible care for our community.
The conference is designed to address health problems and issues related to nursing, midwifery, medical, public health and any other related health science disciplines. This conference also gives opportunities for undergraduate and postgraduate nursing and health sciences students to disseminate their research in their expertise.
The 1st International Nursing and Health Sciences Student Conference 2011 is the first conference in Indonesia that accommodate nursing and health sciences students to disseminate their research and building networking between colleagues locally and internationally. Nursing Study Program, Faculty of Medicine, Hasanuddin University is delighted to be hosting this 1st INHSS Conference and welcome all participants from all over the world. It gives us great pleasure to extend this invitation to you to attend this conference and actively participate in this exciting and important program.
CALL FOR ABSTRACT IS NOW OPEN
Call for abstract is now open until 28 March 2011. Please submit your abstract using the abstract form guidelines to inhss2011@gmail.com
The Conference Scientific Committee is calling for abstracts. Contributions to the conference should relate to the conference title, theme and focus on one of six sub-themes:
Emergency and acute care
Maternal, child and women’s health
Community and family health
Gerontology and mental health
Palliative care
Education and workforce

Instructions for abstract submission

The abstract submission website will be opened on 15 December 2010 with the closing date for submission of abstracts is 4 March 2011.

The following points should be noted:

Abstracts should be brief (a maximum of 400 words excluding the title) and must focus on one of the five major conference themes.
Authors must provide, in the relevant abstract submission fields, the abstract title (titles should be brief and reflect the content of the abstract), preferred presentation type, names of author(s) and contact details of presenters (please refer to abstract form). Please ensure that all reference to author name(s) and organizations are excluded from the abstract, as blind reviews will be undertaken.
Abstracts should be structured to include:
– An introductory sentence indicating the purpose of the presentation

– A brief description of pertinent research or other method(s) adopted

– A summary of new, unpublished data and/or other relevant facts and solutions

– A conclusion.

Abstracts should contain text only. Please do not include diagrams, illustrations, tables, references or graphics.
Only standard abbreviations should be used in abstracts, and these should be kept to a minimum.
Presenters must register for the conference to be eligible to present. Speakers will not be published in the conference program until they have registered and paid in full.
A limit of two abstract submissions per presenting person will apply. Continue reading “1st INTERNATIONAL NURSING & HEALTH SCIENCES STUDENT CONFERENCE 2011”

Jepang Beri Penghargaan TKI Perawat

Source: www,kompas.com
JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Jepang menyampaikan penghargaan kepada Rita Retnaningtyas, perawat Indonesia di rumah sakit Miyagi, yang berjasa menolong korban gempa dan tsunami di negeri itu.

Penghargaan disampaikan Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kojiro Shiojiri saat menghadiri pelatihan bahasa Jepang bagi 104 calon TKI perawat di Jakarta, Selasa (22/3/2011).

“Kami atas nama Pemerintah Jepang menyampaikan terima kasih kepada BNP2TKI dan khususnya Rita Retnaningtyas yang ikut bersusah payah membantu warga Jepang yang terkena tsunami di Miyagi,” kata Shiojiri.

Rita Retnaningtyas (35) berasal dari Kelurahan Srondol Kulon, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Rita bekerja sebagai perawat di Miyagi National Hospital sejak 2009, dikirim oleh Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) melalui program kerja sama antar pemerintah RI dan Jepang.

Shiojiri mengatakan, Rita bersama TKI perawat lain bersedia bertahan di daerah dekat gempa dan tsunami di Miyagi untuk melakukan pekerjaan sosial kemanusiaan yang mulia.

Menurut dia, di lima prefektur (provinsi) sekitar gempa tsunami Jepang, yaitu Miyagi, Iwate, Aomori, Ibaraki, dan Fukushima terdapat 35 TKI perawat yang terdiri atas 11 TKI perawat pasien dan 24 TKI perawat jompo.

Semua perawat di lima prefektur itu selamat dari bencana gempa, termasuk dari radiasi reaktor nuklir di Fukushima. Sebagian dari 35 TKI tersebut ada pula yang dievakuasi ke daerah yang jauh dari gempa dan radiasi reaktor nuklir, sedangkan beberapa orang seperti Rita justru masih bertahan di Miyagi sampai sekarang.

“Sekali lagi kami menyampaikan banyak terima kasih atas jasa dan bantuannya dalam menangani para korban,” ujar Kojiro Shiojiri.

Sementara itu, Kepala BNP2TKI Moh Jumhur Hidayat mengatakan, Rita sejak peristiwa gempa dan tsunami di Jepang terus melakukan kontak dengan suaminya, Bambang Wagiman (35) maupun keluarganya di Semarang.

“Rita mengatakan kepada keluarganya bahwa dirinya dan beberapa teman TKI nurse dan care worker dalam kondisi sehat dan masih tetap bekerja seperti biasanya di Miyagi,” katanya.

TKI perawat di Jepang yang tersebar di 45 prefektur sebanyak 686 orang akan tetap menjalani program penempatannya hingga selesai.

Para TKI itu ditempatkan sejak 2008-2010 untuk kontrak kerja selama tiga tahun dan memperoleh gaji 175.000 yen (TKI careworker) dan 119.000-200.000 yen (TKI nurse) per bulan di luar akomodasi yang disediakan Pemerintah Jepang.

× How can I help you?