By : Syaifoel Hardy
Hampir setiap orang bisa dipastikan ingin meraih kesempurnaan hidup. Dunia terangkat, akhirat didapat. Dalam paham komunisme, sekalipun tidak meyakini adanya kehidupan sesudah mati, mereka tetap memimpikan adanya kesempurnaan hidup, yaitu dengan pencapaian kebahagiaan dunia. Untuk meraih tujuan yang satu ini, caranya bermacam-macam. Salah satu di antaranya adalah menumbuhkan segala potensi yang kita miliki. Artikel ini mengidentifikasi langkah-langkah guna meningkatkan potensi diri dalam meraih prestasi.
Memupuk potensi, memang tidak mudah. Namun juga bukan persoalan yang rumit. Potensi, menurut Webster’s Dictionary, berasal dari kata ‘potent’ yang berarti ‘to be powerful’ atau menjadi kuat. Sedangkan kata ‘potency’ berarti ‘the ability or capacity to achieve or bring about a particular result’, yaitu kemampuan menghasilkan atau melahirkan suatu produk tertentu. Lawan katanya tentu saja impotent alias ketidakmampuan, atau ketidakberdayaan.
Tidak satupun di antara kita, apalagi professional, mau disebut sebagai orang yang tidak berdaya. Karena orang-orang yang masuk kategori ini hanyalah orang-orang yang malas. Di rumah sakit jiwa (RSJ) saja, pasien-pasien dengan gangguan dan sakit jiwa ini dibekali dengan berbagai aktivitas positif. Malah di unit rehabilitasinya, mereka ini mampu menghasilkan uang. Hasil karya pasien-pasien RSJ kemudian, tentu dengan bantuan manajemen rumah sakit, dijual hingga dipamerkan. Demikian pula di panti-panti anak-anak cacat, orang jompo, dan lain-lain. Mereka tidak jarang menghasilkan karya-karya, hasil buah tangan yang membuat orang normal kagum. Pemberdayaan segala potensi yang ada ini, jika diupayakan dengan sungguh-sungguh, bisa menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Thomas Alva Edison (1847-1931), penemu generator listrik di Amerika Serikat, melakukan 2000 kali percobaan sebelum dia mendapatkan hasilnya. Selama itu pula dia katakan bahwa apa yang dilakukan bukanlah kegagalan.
Ini berarti bahwa segala sesuatu yang kita kerjakan, sepanjang bertujuan positif, akan membuahkan hasil tertentu yang juga positif. Dari sini tersirat upaya penumbuhan dan pengembangan potensi maksimal. Kita biasanya kurang pandai mengidentifikasi potensi yang kita miliki.
Ada beberapa hal yang menyebabkan ketidakmampuan ini. Baik faktor dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal). Jika dirinci secara umum, faktor-faktor tersebut meliputi: kurangnya materi (poverty), rendahnya penampilan fisik (lack of performance), kedangkalan ilmu (lack of knowledge), serta tidak memiliki keterampilan cukup (unskilled). Ketidak-adaan salah satu atau gabungan dari keempat faktor inilah yang membuat kita menjadi ‘rendah diri’, sehingga pemupukan potensi jadi terhambat atau tidak pernah muncul sama sekali. Continue reading “Gali Potensi, Raih Prestasi!”